Archive for Maret 2011


MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL DAN PELATIHAN


A.    Secara Mikro
Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan dan menantang.
1.      Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
·         Pembelajaran Partisipatif, yaitu pelibatan siswa secara optimal.
·         Pembelajaran Aktif, yaitu melibatkan aktifitas siswa (self discovery learning).
·         Pembelajaran Kreatif, yaitu memotivasi dan memunculkan kreatifitas siswa.
·         Pembelajaran Efektif, yaitu memberi pengalaman baru agar siswa dapat mencapai tujuan.
·         Pembelajaran Menyenangkan, yaitu siswa belajar tanpa perasaan tertekan (joyfull learning).

2.      Model ASSURE, merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.
Menurut Heinich at.al. (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
·         Analyze Learners (analisis peserta didik), disesuaikan dengan tingkat perkembangan, gaya belajar , dan kebutuhan peserta didik.
·         States Objectives (menyatakan tujuan), difokuskan pada tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
·         Select Methods, Media, and Material (memilih metode, media, dan materi), pemilihan metode yang tepat dengan tugas pembelajaran, memilih media yang tepat dengan materi yang disampaikan .
·         Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan), menggunakan dan mendesaian media sebagus mungkin agar pembelajaran lebih menarik dan menantang.
·         Require Learner Participation (partisipasi peserta didik di kelas), partisipasi aktif peserta didik dalam kelas akan berpengaruh pada pengalaman belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran.
·         Evaluate and Revise (penilaian dan revisi), melihat  seberapa efektif dan efisiennya metode dan media pembelajaran yang dipakai dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3.      Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model Hannafin and Peck. Tahap-tahap dalam model Hannafin and Peck: tahap analisis keperluan, tahap desain, dan tahap pengembangan dan implementasi. Penilaian dan evaluasi  dilaksanakan dalam setiap tahap.
Tahap-tahap model Hannafin and Peck :
·         Tahap analisa kebutuhan: mengidentifikasi kebutuhan yang meliputi kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran; (a) tujuan dan objek media pembelajaran yang dibuat, (b) pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, (c)peralatan dan keperluan media pembelajaran. Setelah semua keperluan diidentifikasi, Hannafin dan Peck menekankan untuk menjalankan penilaian terhadap hasil itu sebelum melanjutkan ke tahap desain.
·         Tahap desain; bertujuanuntuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut (informasi dari tahap analisa kebutuhan). Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story board yang mencakup urutan aktivitas pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objek media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam tahap analisis keperluan. Penilaian perlu dijalankan dalam tahap ini sebelum dilanjutkan ke tahap pengembangan dan implementasi.
·         Tahap pengembangan dan implementasi; penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif (dilakukan sepanjang proses pengembangan media) dan penilaian sumatif (dilakukan setelah media selesai dikembangkan). Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur  yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran, serta untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti kesinambungan link, penilaian, dan pengujian. Hasil dari proses penilaian dan pengujian ini akan digunakan dalam proses penyesuaian untuk mencapai kualitas media yang dikehendaki.
Model ini sangat menekankan proses penilaian dan evaluasi yang mengikutsertakan proses pengujian dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan.

4.      Model Bella H. Bannaty, yang berorientasi pada tujuan pembelajaran. Komponen-komponen model Bella H. Bannaty menjadi acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan, sebagai berikut :
a)      Merumuskan tujuan (formulate objectives).
b)      Mengembangkan tes (develop test).
c)      Menganalisis tugas belajar (analyzing learning task).
d)     Mendesain system pembelajaran (design system).
e)      Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output).
f)       Melakukan perubahan untuk perbaikan (change to improve).

B.     Secara Makro
Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah.
1.      Model Gagne, Briggs, & Wager.
Komponennya :
·         Jenjang Sistem 1
a)      Analisis kebutuhan, tujuan kurikuler, dan prioritas kurikulum.
b)      Analisis sumber-sumber, hambatan, dan alternative system penyampaian.
c)      Penentuan cakupan dan urutan dari kurikulum dan mata ajar serta disain sistem penyampaian .
·         Jenjang Mata Ajar
a)      Menentukan struktur dan urutan mata ajar.
b)      Analisis tujuan umum pembelajaran mata ajar
·         Jenjang KBM
a)      Merumuskan tujuan pembelajaran/kinerja.
b)      Mempersiapkan satuan pelajaran (atau modul).
c)      Mengembangkan dan memilih bahan ajar dan media pengukur kinerja peserta.
·         Jenjang Sistem 2
a)      Didik (menentukan asesmen).
b)      Persiapan pengajar.
c)      Evaluasi formatif.
d)     Uji coba, perbaikan.
e)      Evaluasi sumatif.
f)       Penggunaan dan penyebaran

2.      Model ADDIE, muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Tahap-tahap model ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation) :
a)      Analysis (analisa kebutuhan, identifikasi masalah, dan identifikasi tugas pembelajaran).
b)      Design (merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR; specific, measurable, applicable, and realistic, menyusun tes, memilih strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat).
c)      Development (mewujudkan desain tadi dalam bentuk nyata, misalnya dengan mencetak modul, kemudian mengembangkan modul dengan sebaik mungkin).
d)     Implementation (langkah nyata menerapkan sistem pembelajaran yang kita buat).
e)      Evaluation (sudah efektifkah sistem pembelajaran yang kita kembangkan).

3.      Model Dick and Carrey
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah desain pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
a)      Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
b)      Melaksanakan analisi pembelajaran.
c)      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa.
d)     Merumuskan tujuan performansi.
e)      Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan.
f)       Mengembangkan strategi pembelajaran.
g)      Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.
h)      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.
i)        Merevisi bahan pembelajaran.
j)        Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

4.      Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
a)      Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya.
b)      Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain.
c)      Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar.
d)     Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
e)      Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topic.
f)       Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
g)      Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
h)      Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

5.      Model DSI-PK (Desain Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi), yaitu gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi. Karakter utama desain berorientasi pencapaian tujuan adalah :
a)      Memuat sejumlah kompetensi yang harus dikuasai  siswa.
b)      Menekankan proses pengalaman dengan memperhatikan keragaman  tiap individu.
c)      Evaluasi hasil dan proses belajar.

6.      Model IDI (INTRUKSIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE).
IDI secara umum memiliki langkah sebagai berikut:
a)      Pembatasan, ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan :
·         Karakteristik Siswa,
·         Kondisi,
·         Sumber-sumber yang relevan
b)      Pengembangan, tujuan yang hendak dicapai.
c)      Penilaian.

C.    Sumber
2.      Catatan mata kuliah Model-Model Pembelajaran tanggal 11 Oktober 2010.
5. Gambar : http://www.bonastoco.com/images/news/BonastocoTraining.gif.

Read More

Kisah di Goa Tsur pada Masa Hijrah




Sahabat, masih ingat tentang kisah lebah dan laba-laba kan? Emh, ternyata sarang laba-laba pernah jadi perantara ALLAH untuk melindungi persembunyian Rasulullah SAW di goa Tsur lho…
Mau tau kisahnya? Yuk kita simak cerita berikut ini…

Suatu ketika pada masa hijrah Rasulullah SAW, saat Rasulullah SAW hendak hijrah ke Madinah, para pemuda kaum kafir Quraisy merencanakan niat jahat untuk membunuh Rasulullah SAW di rumahnya. Namun, ALLAH begitu mencintai Rasulullah, ALLAH pun memberitahukan kepada Rasulullah bahwa para kaum Quraisy telah merencanakan pembunuhan untuknya. ALLAH memberikan suatu petunjuk pada Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW pun akhirnya meminta Ali bin Abi Thalib r.a. untuk tetap berada di Makkah serta menggantikan ia untuk tidur di tempat tidurnya.
Saat malam menjelang, para pemuda Quraisy berkumpul di depan gerbang rumah Rasulullah SAW. Mereka mengintip ke dalam kamar dan melihat sosok Rasulullah SAW tengah berbaring di tempat tidurnya. Para pemuda Quraisy merasa senang karena yang mereka incar belum kabur dari rumahnya. Menjelang larut malam, Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan menuju kediaman Abu Bakar setelah beliau membacakan surat yang diberi nama dengan kalimat pembukanya, Yasiin. Ketika sampai pada kalimat, “Dan, Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding pula dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS Yasin [36]; 9).
Lalu, Rasulullah SAW dan Abu Bakar keluar melalui jendela pintu belakang tanpa diketahui oleh pihak Quraisy dan terus bertolak ke arah selatan, ke arah Yaman, menuju Gua Tsur. Hal itu dilakukan untuk mengelabui para pemuda Quraisy tersebut. Mereka menutup semua jalur menuju Madinah. Para pemuda Quraisy berencana akan menyergap Rasulullah SAW saat itu.
 Akhirnya tibalah waktunya untuk para pemuda Quraisy menyergap Rasulullah SAW, namun apa yang mereka dapatkan?! Mereka terkejut seketika saat mendapati bahwa yang sedang berbaring di tempat tidur Rasulullah SAW adalah sahabatnya, Ali r.a. Mereka pun marah dan merasa kecolongan, karena merasa tidak melihat kapan Rasulullah SAW beranjak pergi dari rumahnya. Di sisi lain, Rasulullah SAW dan Abu Bakar telah sampai di goa Tsur dan bersembunyi disana.

Tiada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian Rasulullah SAW dan Abu Bakar tersebut, selain Abdullah bin Abu Bakar, Aisyah, dan Asma’ serta pembantu mereka, Amir bin Fuhaira. Abdullah diperintahkan untuk mengawasi gerak-gerik Quraisy pada siang hari dan memberitahukan keadaan di sekitar goa pada malam hari. Amir bin Fuhaira bertugas menyiapkan kendaraan untuk Rasulullah SAW dan Abu Bakar, sedangkan Asma bertugas untuk mengantarkan makanan ke gua.

Sementara itu, kaum Quraisy terus berusaha mencari jejak dan keberadaan Rasulullah SAW. Selain mencari ke tempat lain, sebagian di antara mereka ada yang mendatangi goa Tsur. Tidak jauh dari goa Tsur tersebut, mereka bertemu seorang gembala (menurut sebagian riwayat, penggembala itu adalah Amir bin Fuhaira), yang lalu ditanya oleh para utusan Qraisy dan menjawab : “Mungkin saja mereka dalam goa itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang ke sana.”

Lalu, orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu. Tapi, kemudian, ada yang turun lagi. “Mengapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?” tanya kawan-kawannya. “Ada sarang laba-laba di tempat itu yang memang sudah ada sebelum Muhammad lahir,” jawabnya. “Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Jadi, saya mengetahui tak ada orang di sana,” seru yang lainnya.

Di depan mulut goa Tsur, terdapat sarang laba-laba, sarang burung dara, dan cabang pohon akasia yang menjuntai ke arah gua. Pohon akasia ini digambarkan memiliki ketinggian kira-kira setengah tinggi manusia. Di celah antara pohon dan dinding goa terdapat seekor laba-laba yang telah membuat sarangnya. Kemudian, di lubang goa -tempat seseorang mungkin akan melangkah jika ingin memasuki gua- ada seekor burung dara telah bersarang dan sedang duduk seakan-akan mengerami telur-telurnya. Sementara itu, pasangannya yang jantan sedang menjaga si betina mengerami telur-telurnya di dekat pohon yang mengarah ke goa.
Sarang laba-laba, dua ekor burung dara, dan pohon akasia inilah mukjizat yang diceritakan oleh buku-buku sejarah hidup Rasulullah SAW mengenai masalah persembunyian dalam goa Tsur tersebut. Melihat kondisi ini, orang-orang Quraisy pergi meninggalkan goa dan berpindah mencari Rasulullah SAW ke tempat lain.
Sementara itu, Abu Bakar merasa khawatir jika keberadaan mereka akan diketahui pihak Quraisy. Rasulullah SAW pun berkata untuk menenangkan hati Abu Bakar r.a., “Jangan takut, Allah bersama kita.” (QS Al-Anfal [9]; 40).

Itulah cerita singkat mengenai persembunyian Rasulullah SAW di goa Tsur, yang salah satunya dilindungi ALLAH melalui perantara sarang laba-laba dan persembunyian Rasulullah bersama Abu Bakar r.a menjadi aman tidak diketahui oleh orang-orang Quraisy.

Wallahu’alam bishawab…semoga bermanfaat…

Sumber :
1.    Al-Qur’an.
2.   http://pemudapersisgarut.wordpress.com/2010/12/09/berbagai-peristiwa-seputar-hijrah-rasulullah-saw/.
3. Foto : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNSdcXQSyj7u1lbZ9v9o-G4EsSVfgh6YEwxHJhQi9q1n39ePqxEGk2BHRWUm6JDxKvSB_a3ko6HNxDsTwISOT6WbzhIVGbcYQDxx745wZf8ft3K5xzFQVQhIyA8i_UcHQNwUOWwTCnA9Wb/s1600/ilustrasi-hijrah_thumb.jpg.

Read More

Arti Penting Setitik Air Mata



Pernahkah sahabat menangis? Atau melihat anak kecil merengek kepada ibunya?
Ternyata ada satu persamaan di dalam tangisan orang dewasa dengan tangisan anak-anak, yaitu keduanya sama-sama mengeluarkan AIR MATA dalam tangisnya. Terkadang air mata dianggap remeh, dianggap hanya merupakan butiran tanpa manfaat yang keluar begitu saja dari dalam mata kita. Jika mata terasa perih, air mata juga akan keluar dengan sendirinya. Tapi…benar gak ya kalau air mata itu gak bermanfaat? Mungkin gak ya air mata itu ternyata punya peran penting buat manusia? Mau tau jawabannya? Yuk kita simak bersama, saya akan berbagi sedikit tentang manfaat air mata…
Cekidot..
Suatu hari air mata berkata pada mata manusia : “Hai mata…Kamu sedang apa? Emh, kelihatannya kamu sedang meredup. Kenapa?”. Lalu sang mata berkata : “Hai juga air mata. Iya nih, aku merasa pedih, rasanya ada debu yang mengotori aku. Apa kamu bisa membantu aku?”. Sang air mata pun menjawab : “Oh, tentu saja aku pasti akan membantu kamu. Aku kan kuat, aku juga sahabat setia kamu. Aku tidak akan membiarkan kamu merasa kekeringan, aku juga akan menetes keluar sambil membawa debu yang mengotorimu pergi jauh darimu. Dengan begitu, kamu akan selalu bersih dan terlihat cerah”.
Wah, dari drama singkat itu, kita dapat menyimpulkan bahwa air mata ternyata adalah sahabat setia mata. Karena, air mata memiliki fungsi antara lain :
1.    Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2.    Air mata juga berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90% - 95% bakteri-bakteri.
3.    Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi, mengandung 24% protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4.    William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun. Tapi jangan salah, itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.
5.    Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin. Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

Sumber :
Foto : http://aldinobahtiar.files.wordpress.com/2010/01/muslimat-air-mata1.jpg

Read More